Tugas
Kelompok Dosen
Pembimbing
SIAT M.
Fahli Zatra Hadi
“PERKEMBANGAN ISLAM DI FILIPINA”
Disusun Oleh :
Dwi Annisa (11443204461)
Ahmad Fadlam (11443101314)
FAKULTAS DAKWAH & ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin
dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Perkembangan Islam di Filipina“. Meskipun banyak hambatan
yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis sampaikan
terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis
dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya
ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada masyarakat dari hasil makalah
ini. Karena itu penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap
semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Pekanbaru, Maret 2015
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI .................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 4
A.
Latar
Belakang Masalah ................................................................ 4
B.
Rumusan
Masalah .......................................................................... 4
C.
Tujuan............................................................................................. 5
BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................. 6
A. Sejarah
Masuknya Islam di Filipina.................................................
6
B. Kondisi
Islam di Filipina..................................................................
9
C. Kebangkitan Islam di Filipina.......................................................... 10
D. Minoritas Muslim Filipina vs
Pemerintah........................................ 11
E. Sejarah Minoritas Muslim
Filipina....................................................
13
BAB.III. PENUTUP ...................................................................................... 15
A. Kesimpulan......................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Secara Geografis wilayah Filipina terbagi dalam dua wilayah
Kepulauan besar, yaitu gugusan kepulauan, Luzon di sebelah Utara dan gugusan
kepulauan Mindanao di sebelah Selatan. Minoritas muslim Filipina atau lebih
dikenal Muslim Moro atau bangsa Moro adalah komunitas muslim yang mendiami Kepulauan
Mindanao suku serta gugugsannya di Filipina Selatan. Islam di Filipina pada
awalnya tidak mendapatkan tantangan dan hambatan, namun setelah Spanyol masuk
dan mendirikan kekuasaannya di Filipina diiringi oleh Amerika dan Jepang.
Islampun mengalami tantangan dan hambatan yang sama beratnya.
Dalam makalah ini pemakalah akan menjelaskan beberapa hal tentang
perkembangan Islam di Filipina, diantara nya sejarah masuknya Islam di Filipina , kondisi Islam di Filipina, kebangkitan Islam di Filipina,
minoritas muslim Filipina vs pemerintah dan sejarah minoritas nuslim di
Filipina. Hal-hal
tersebut menjadi pembahasan pemakalah dalam tulisan ini, karena merupakan
sebuah upaya besar dalam mengangkat dan menyebarkan agama Islam.
B.
Rumusan Masalah
1. Sejarah
masuknya Islam di Filipina
2. Kondisi Islam
di Filipina
3. Kebangkitan
Islam di Filipina
4. Minoritas
muslim Filipina vs Pemerintah
5. Sejarah
minoritas muslim Filipina
C.
Tujuan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui bagaimana sejarah masuknya Islam ke Filipina.
2.
Untuk mengetahui bagaimana kondisi Islam di Filipina
3.
Untuk menegetahui apa saja faktor yang membangkitkan kembaliIslam
di Filipina.
4.
Untuk mengetahui bagaimana keadaan minoritas Filipina vs
Pemerintah.
5.
Untuk mengetahui bagaimana sejarah terjadinya minoritas Filipina.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Masuknya Islam di Filipina
Islam masuk ke wilayah Filipina Selatan, khususnya kepulauan suku
dan Mindanao pada tahun 1380. Islam pertama kali disebarkan di Kepulauan
tersebut oleh seorang tabib dari ulama Arab bernama Kharimun Makhadum dan Raja
Baquida ( seorang pangeran dari Minangkabau). Islam kemudian tersebar ke pulau
Lanao dan bagian Utara Zambonaga serta daerah pantai lainnya. Pada masa itu
sudah dikenal sistem hukum yaitu Manguindanao Code of Law, atau Luwuran
yang didasarkan atas Minhaj dan Fathi-i-Qareeh, Taqreebu-i-Intifa,
dan Miratu-Thullah.
Atas hasil
kerja kerasnya akhirnya kebungsuan manguindanao memeluk islam. Manguindanao
kemudian menjadi seorang Datuk yang berkuasa di Provinsi Davao di bagian
tenggara pulau Mindanao. Setelah itu Islam disebarkan ke pulau Lanao dan bagian
Utara Zamboanga serta daerah pantai lainnya. Sepanjang garis pantai kepulauan Filipina semuanya berada didalam
kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datuk atau Raja. Dari sinilah
awal peradaban islam di wilayah ini mulai di rintis. Ada pula pendapat yang
lain mengenai masuknya islam datang kepulauan sulu.bahwasanya islam datang ke
sulu pada abad ke-9 melalui perdagangan.tapi itu tidak menjadi faktor yang
penting dalam sejarah sulu, sampai abad ke-13 ketika orang-orang menyebarkan
islam (da’i ) mulai pertama kali tingal di buasna ( jolo )kemudian di
daerah-daerah lain kepulauan sulu.
Islam menyebar
ke Filipina melalui Sulu abad ke-14 oleh para da’i yang datang dari kepulauan
Indonesia. Namun pada abad ke- 13 sudah banyak pedagang muslim yang menetap di
Sulu. Karena letak geografis Filipina yang strategis menjadikan salah satu
jalur perdagangan internasional yang membentang Laut Merah hingga Laut Cina dan
jalur Perdagangan tersebut dikuasai oleh para pedagang muslim. Penyebaran islam
berkembang pesat hingga awal abad ke- 16 di Filipina. Pada masa ini penyebaran-penyebaran
islam tersebut mencapai Kepulauan Mindanao, Kepulauan Visayas, bahkan sampai ke
Pulau Luzon.
Pada tahun 1520 jumlah pedagang dan da’i dari Kalimantan meningkat
jumlahnya yang datang ke Filipina. Pada tahun 1565 Spanyol menemukan orang-orang
muslim di Filipina dan pada saat itu sedang terjadi islamisasi secara
besar-besaran khususnya di Filipina Selatan. Kemudian pada tahun 1570 angkatan
bersenjata Spanyol di bawah pimpinan Leskafi menghentikan proses islamisasi
tersebut. Dan selama tiga abad berikutnya terjadi peperangan yang tak kunjung
henti antara orang-orang Spanyol dan orang-orang Filipina khusus nya Filipina
Selatan.
Penyebaran islam mulai menghadapi hambatan dengan masuknya bangsa
Spanyol ke Filipina pada tahun 1565 yang bertujuan untuk memperoleh koloni baru
dan sekaligus menyebarkan agama Kristen Katolik. Dan pada saat itu penduduk
muslim Filipina disebut “Moro” oleh bangsa Spanyol seperti mereka menyebut
masyarakat Afrika Utara yang juga menganut Islam. Dalam upaya menguasai Filipina
Selatan yang mayoritas penduduknya muslim, bangsa Spanyol melancarkan
kristenisasi dan memukimkan penduduk Kristen di wilayah itu. Akibatnya,
komunitas maupun wilayah penduduk Moro pun terus menyusut hingga berbatas pada
Kepulauan Sulu dan Pulau Mindanao bagian barat.
Konflik dan proses penyusutan itu berlanjut pada masa Amerika
Serikat (AS) menjajah Filipina (1898-1935). Amerika
datang ke Mindanao dengan menampilkan diri sebagai seorang sahabat yang baik
dan dapat dipercaya. Dan inilah karakter musuh-musuh Islam sebenarnya pada abad
ini. Hal ini dibuktikan dengan ditandatanganinya Traktat Bates (20 Agustus 1898
M) yang menjanjikan kebebasan beragama, kebebasan mengungkapkan pendapat,
kebebasan mendapatkan pendidikan bagi Bangsa Moro. Namun traktat tersebut hanya
taktik mengambil hati orang-orang Islam agar tidak memberontak, karena pada
saat yang sama Amerika tengah disibukkan dengan pemberontakan kaum revolusioner
Filipina Utara pimpinan Emilio Aguinaldo.
Terbukti
setelah kaum revolusioner kalah pada 1902 M, kebijakan AS di Mindanao dan Sulu
bergeser kepada sikap campur tangan langsung dan penjajahan terbuka. Setahun
kemudian (1903 M) Mindanao dan Sulu disatukan menjadi wilayah propinsi Moroland
dengan alasan untuk memberadabkan (civilizing) rakyat Mindanao dan Sulu.
Pada tahun 1935, ketika pemerintahan persemakmuran Filipina
terbentuk sebagai hasil kesepakatan perjanjian antara AS dan pejuang nasionalis
Filipina, Manuel Quezon (presiden terpilih 1935-1944) menyatakan pada
masyarakat Moro bahwa mereka, para sultan dan datuk tidak lagi memiliki tempat
pada pemerintahan baru tersebut dan hukum nasional akan diberlakukan pada
setiap warga Negara tanpa melihat agamanya. Pernyataan Quezon tersebut
menimbulkan reaksi keras dari masyarakat Moro yang selalu menganggap diri
mereka sebagai bangsa sendiri, terlepas dari Filipina. Kemudian sekitar seratus
lebih datuk dari suku Maranao mengirim surat kepada presiden AS pada saat itu
yaitu Franklin Delano Roosevelt untuk meminta ingin dipisahkan dari
pemerintahan persemakmuran tersebut dan lebih memilih dibawah perlindungan AS
sampai mereka mampu membentuk pemerintahan sendiri.
Namun hingga Filipina mendapatkan kemerdekaan dari AS pada tanggal
4 Juli 1946, tuntutan dari bangsa-bangsa Moro untuk berdiri sendiri sebagai
sebuah Negara tidak terwujud. Bahkan sikap pemerintah Filipina yang
mendriskiminasikan bangsa Moro semakin jelas terlihat. Antara tahun 1950 dan
1960 pemerintah Filipina menerapkan program pengembangan dan integrasi
nasional. Program ini mengakibatkan membanjirnya kaum Kristen ke wilayah yang
berpenduduk muslim. Program tersebut dinilai oleh penduduk muslim sebagai upaya
pemerintah untuk menghancurkan komunitas muslim Filipina. Selain itu, mereka
merasa program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah tidak pernah mencapai
daerah nya.
B.
Kondisi Islam di Filipina
Islam di Filipina pada awalnya tidak mendapatkan tantangan dan
hambatan, namun setelah Spanyol masuk dan mendirikan kekuasaannya di Filipina
diiringi oleh Amerika dan Jepang. Islampun mengalami tantangan dan hambatan
yang sama beratnya. Pada bulan Mei 1898, Amerika datang ke Filipina dibawah
pimpinan Cmmodere Dewey dan berhasil menghancurkan angkatan laut Spanyol di
Manila. Melihat perkembangan Islam yang pesat, maka akhirnya Amerika pun
mengekangnya sehingga non Islam diberikan kelonggaran melawan umat islam, sedangkan
umat islam selalu diawasi dan dibrikan hukuman apabila mengadakan pembalasan.
Karena itu umat Islam berusaha membebaskan diri dari kekangan Amerika dan
memberontak dibawah pimpinan Datuk Mundi dan Datuk Piang, melawan golongan non
Islam.
Amerika membuat undang-undang Pax American yaitu memperbolehkan
daerah-daerah umat islam dihuni dan didiami kaum Kristen dan melarang umat Islam yang berada diluar daerah untuk
masuk kedaerah itu. Umat Islam merasa terisolir dari umat Islam lainnya, yang
menyebabkan kelemahannya. Setelah beberapa lama umat Islam mengalami tekanan
demi tekanan akhirnya mereka sadar untuk bangkit kembali dan meraih kejayaan
kembali. Umai Islam di Filipina kemudian membentuk suatu wadah untuk menampung
perjuangan dan gerakan kaum muslimin, yaitu Moro National Liberation Front
(MNLF). Aliansi yang lain sebagai akibat dari perkembangan tersebut
melahirkan Muslim Independent Movent (MIM) dan Bangsa Moro Army
(BMA), yang berjuang bagi kaum muslim di Filipina. Dengan wadah inikaum
muslimim melakukan gerilya umtuk menentang pemerintahan dan menuntut keadilan.
C.
Kebangkitan Islam di Filipina
Proses islamisasi di Filipina dihentikan oleh kedatangan Spanyol
pada tahun 1567. Akibatnya Islam tidak mempunyai kesempatan untuk berkembang
secara penuh di Filipina kecuali di Filipina Selatan. Kebangkitan Islam di
Filipina Selatan ditandai dengan dua interprestasi :
1.
Pandangan yang radikal, dipegang oleh anggota MNLF yang merupakan
minoritas dari muslim di Filipina. MNLF menyerukan pentingnya mengakkan apa
yang mereka sebut dengan Negara atau Bangsa Moro.
2.
Pandangan yang moderat, yang dipegang oleh warga muslim yang ingin
memprakarsai berbagai perubahan dalam masyarakat muslim secara lebih luas.
Adapun faktor-faktor penyumbang kebangkitan Islam adalah:
1.
Dibayarkannya tunggakan perang Dunia II kepada beberapa muslim yang
memungkinkan mereka naik haji dan kemudian membangkitkan kesadaran Islam
mereka.
2.
Bertambahnya perkumpulan dan organisasi Islam yang didukung oleh
warga lokal maupun luar negeri.
3.
Didirikannya sekolah-sekolah tinggi di Universitas Swasta dan
negeri di Negara ini yang memberikan kelas dan kuliah dalam studi Islam.
4.
Pemberontakan Moro yang telah mengakibatkan peningkatan kesadaran
dan kewaspadaan di kalangan muslim.
Diantara hal penting dalam kebangkitan muslim Filipina adalah
pemberontakan logis dan pemberlakuan undang-undang darurat. Pemerintah Filipina
memutuskan untuk mengambil tindakan penyelesaian konflik. Dalam menghadapi
upaya pemisahan diri umat Islam, pemerintah nasional mengambil pendekatan
bercabang 2 yakni konsolidasi meliputi dialog terbuka dengan semua kelompok
yang terlibat dalam pemberontakan untuk membahas berbagai persoalan,
diantaranya adalah :
1.
Pemerintah regional dan otonom, dua pemerintahan ini diciptakan
sebagai hasil dari Tripoli Agreement yang di tandatangani oleh perwakilan
perintah Filipina dengan MNLF pada tahun 1976.
2.
Kementrian urusan agama Islam,
dengan bidang tugas menerapkan kebijakan yang menjamin penyatuan
Filipina muslim kedalam masyarakat Filipina secara keseluruhan dengan tetap
menghormati keyakinan, adat istiadat , tradisi dan lembaga mereka sejalan
dengan tujuan aspirasi nasional.
3.
Badan pengelola perjalanan Haji di Filipina, dalam Dekrit Presiden
No. 1302 dan di tandatangani pada tahun 1978, badan ini memiliki kekuasaan
untuk memprakarsai dan mengelola semua segi program yang relevan bagi
pelaksanaan Haji tahunan.
4.
Institut studi Islam Universitas Filipina.
Dengan demikian agama Islam di daerah Filipina ini dapat dibagi dua
kategori yang sebagian banyak menganut Islam, namun disebagian lain banyak yang
menganut agama Kristen. Daerah yang paling banyak menganut agama Islam ialah
Filipina Selatan dan Moro.
D.
Minoritas Muslim Filipina vs Pemerintah
Kemerdekaan yang didapatkan Filipina (1946) dari Amerika Serikat
ternyata tidak memiliki arti khusus bagi bangsa Moro. Hengkangnya AS dari
Filipina ternyata memunculkan penjajah lainnya (pemerintah Filipina). Tekanan
semakin terasa hebat dan berat ketika Ferdinand Marcos berkuasa (1965-1986).
Kebijakan umum pemerintahan Filipina terhadap kaum muslim pada dasarnya tidak
berubah, hanya berbeda intensitasnya dari satu Presiden ke Presiden lainnya.
Pemerintah Manila mempunyai empat titik pandang terhadapkaum muslim.
1.
Pemerintah masih memegang pandangan colonial yaitu “Moro yang baik,
adalah Moro yang Mati”.
2.
Kaum muslim adalah warga kelas dua Filipina.
3.
Kaum muslim adalah penghambat pembangunan.
4.
Masalah Moro adalah masalah integrasi yaitu bagaimana
mengintegrasikan mereka kedalamarus utama (mainstream) tubuh politik
nasional.
Peningkatan penduduk buakn Islam si Cotabato dan bagian-bagian
Lanao menyebabkan banyaknya orang Islam yang berkesimpulan bahwa ada rencana
jahat pemerintah yang disengaja untuk membubarkan orang islam tau memastikan
bahwa mereka tetap merupakan minoritas dalam wilayah mereka sendiri. Dalam
menyelesaikan masalah Moro Manila tersebut pemerintah mengambil kebijakan
strategis antara lain :
1.
Militerisasi, kebijakan ini biasanya diterapkan dalam kasus-kasus
criminal yang dilaporkan di lakukan oleh orang islam dan ini dilakukan tanpa
memperhatikan hak-hak sipil warga Negara dan batas-batas konstitusional.
2.
Kebijakan pemerintah unutk memindahkan orang-orang Kristen dari
Luzon dan Propinsi Visayan ke daerah muslim serta mengubah komposisi dan
demografi di wilayah muslim tersebut.
3.
Kebujakan pemerintah untuk mencap kegiatan muslim sebagai
“Fundamental Muslim”. Penangkapan dan penggerebekan yang terjadi terhadap
sejumlah warga Timur Tengah yang di dakwa sebagai teroris Internasional dan
dituduh terlibat dalam rencana membunuh Paus Johannes Paulus II dalam
kunjungannya ke Filipina pada tahun 1995, para mentri dan Kepala Negara APEC,
Presiden Fidel V, Ramos, para perwira tinngi militer Filipina dan tokoh-tokoh
asing lainnya.
4.
Kebijakan pemusnahan seperti pembunuhan membabi buta dan
pembantaian penduduk sipil sebagai mana yang terjadi dalam pembantaian Kawit,
Jabidah, Masjid Manili, pembakaran kota Jolo dan lain sebagainya.
Kebijakan-kebijakan pemerintah ini telah mengundang sejumlah protes
dan perlawanan dari kaum muslim. Dari sinilah kemudian muncul front-front
perlawanan seperti MIM (Muslim Islamic Movement), Anshar el Islam, MNLF (Moro
National Liberation Front), MILF (Moro Islamic Liberations Front).
E.
Sejarah Minoritas Muslim Filipina
Secara geografis wilayah Filipina terbagi dalam dua wilayah
kepulauan Besar yaitu gugusan kepulauan Luzon disebelah Utara dan gugusan
kepulauan Mindanao di sebelah Selatan. Minoritas muslim Filipina atau yang
lebih dikenal dengan sebutan Moro adalah komunitas Muslim yang mendiami
kepulauan Mindanao – Sulu beserta gugusannya di Filipina bagian Selatan.
Islam tersebar ke pulau Lanao dan bagian Utara Zamboanga serta
daerah pantai lainnya. Sepanjang garis pantai Filipina semua nya berada di
bawah kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datu atau Raja, bahkan
setelah kedatangan orang-orang Spanyol, menurut para Ahli sejarah kata
Manila(ibukota Filipina sekarang) berasal dari kata Amanullah (Negeri
Allah yang aman). Pendapat ini bisa jadi benar mengingat kalimat tersebut
banyak digunakan oleh masyarakat Islam Su-Kontinen (anak benua India).
Selama masa colonial Spanyol menerapkan politik devide and rule
(pecah belah dan kuasai) serta mission sacre (misi suci Kristenisasi)
terhadap orang-orang Islam. Bahkan orang-orang Islam di beri julukan yang
berkonotasi buruk sebagai Moor (Moro) artinya orang yang buta huruf,
jahat, tidak bertuhan dan huramentados (tukang bunuh). Sejak saat itu
julukan Moro melekat pada orang-orang Islam yang mendiami kawasan Filipina
Selatan tersebut.
Tahun 1578 terjadi perang besar yang melibatkan orang Filipina sendiri. Pendududk Pribumi wilayah Utara yang
telah di kristenkan di libatkan dalam ketentaraan colonial Spanyol kemudian di
adu domba dan disuruh berperang melawan orang-orang Islam di Selatan. Sehingga
terjadilah peperangan antar Filipina sendiri dengan mengatasnamakan “misi
suci”. Dari sinilah kemudian timbullah kebencian dan rasa curiga orang-orang
Kristen Filipina terhadap bangsa Moro yang Islam hingga sekarang. Spanyol
kemudian menjual Filipina kepada Amerika Serikat seharga USS 20 juta pada tahun
1898 melalui traktik Paris. Dibawah kolonialisasi Amerika Serikat akhirnya
menerapkan strategi penjajahan melalui kebijakan pendidikan dan bujukan karena
memandang peperangan tidak cukup efektif untuk meredam perlawanan bangsa Moro.
Pada dasarnya kebijakan ini lebih disebabkan oleh keinginan Amerika
untuk memasukkan kaum muslim ke dalam arus utama masyarakat Filipina di Utara
dan mengislamisasi kaum muslim ke dalam tradisi dan kebiasaan orang-orang
Kristen. Masa pra kemerdekaan ditandai dengan masa peralihan kekuasaan dari
penjajah Amerika ke pemerintah Kristen Filipina Utara. Banyak kebijakan yang
dikeluarkan yang menjadi cikal bakal permasalah dan problema minoritas muslim
di bagian Selatan khususnya tentang tanah dan pemukiman. Ketentuan tentang
hukum tanah misalnya pada intinya merupakan legalisasi penyitaan tanah-tanah
kaum muslim (tanah adat dan ulayat) oleh pemerintah colonial AS dan Filipina di
Utara yang menguntungkan para kapitalis.
Untuk menarik banyak pemukim dari Utara ke Mindanao pemerintah
membangun koloni-koloni yang di subsidi lengkap dengan seluruh alat bantu yang
di perlukan. Konsep penjajahan melalui koloni ini di teruskan oleh pemerintah
Filipina begitu AS hengkang dari negeri tersebut. Sehingga secara perlahan
orang-orang Moro menjadi minoritas di tanah kelahiran mereka sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asia Tenggara adalah sebutan untuk wilayah daratan Asia bagian
timur yang terdiri dari Jazirah Indo-Cina dan kepulauan yang ada dilingkupi oleh
Negara Indonesia dan Filipina. Islam masuk ke Filipina sebelum penjelajah
Spanyol menginjakkan kaki di tanah negeri ini. Itu dibuktikan dengan adanya
laporan seorang pengembara Cina pada zaman Dinasti Yuan pada 1280-1368. Muslim
di Filipina biasa dikenali dengan sebutan Moro. Mereka umumnya berdiam di Pulau
Mindanao, kepulauan Sulu, Palawan, Basilan, dan pulau-pulau sekitarnya. Secara
geografi gugusan pulau-pulau ini berada di selatan Filipina, sedangkan bagian
Utara adalah gugusan Kepulauan Luzon.
Islam masuk di Filipina tidak lama setelah Islam berkmbang di dunia
Melayu. Islam masuk ke wilayah Filipina khususnya kepulauan Sulu dan Mindanao
pada 1380 M yang di bawa oleh seorang tabib dan ulama Arab bernama Karimul al
Makhadum dan Raja Baguinda seorang pangeran dari Minagkabau. Perkembangan Islam
di Filipina awalnya tidak mengalami hambatan, namun setelah bangsa Spanyol,
Amerika memasuki Filipina dan menguasainya barulah Islam mengalami hambatan
karena pada saat itu Spanyol dan Amerika imgin memperoleh koloni baru dan
menyebarkan afama Kristen Katolik.
Preoses masuknya Islam di Filipina menghadapi jalan yang tidak
mulus, berliku dan harus menghadapi rintangan dan hambatan dari dalam maupun
luar negeri. Imbasnya, pada awal tahun 1970-an islamdi Filipina merupakan
komunitas minoritas dan tinggal di beberapa daerah dan pulau khusus. Dengan
suatu konsekuensi bagi kaum minoritas Islam berseberangan dengan kepentingan
pemerintah, hingga timbullah konflik yang berkepanjangan antara pemerintah dan
komunitas muslim.
DAFTAR PUSTAKA
Suhaimi, 2007. Cahaya
Islam di Ufuk Asia Tenggara. Pekanbaru : Suska Press UIN Suska Riau.
Aslati, 2009. Sejarah
Islam Asia Tenggara (SIAT). Pekanbaru : CV. Witra Irzani.
http://438091.blogspot.com/ (diakses pada tanggal
26/3/2015) 13:08 wib.
weeh keren
BalasHapusAstaghfirullah....sungguh itu adalah perbuatan syirik dan syirik adalah dosa besar yg tidak ada ampunannya,Naudzubillah...
Hapussaya ijin copas ya !!
BalasHapusizin copas ya buat referensi
BalasHapusTerimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
BalasHapusSaya mau mengucapkan terima ksih g tidak terhingga, serta penghargaan & rasa kagum yg setinggi-tingginya kepada GURU-GURU DAN ORANG TUA SAYA , saya sudah kerja sebagai PENGUSAHA SUKSES DAN PSIKOLOG TERNAMA selama 5 tahun di Indonesia, dengan gaji lebih kurang 250jt/bln, sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi setiap bulan harus mengirim ortu di jawa, sudah lama saya mengetahui bahwa guru-guru agama saya selalu mewanti-wanti agar tidak musyrik, juga sudah lama mendengar nama besar Nabi Muhammad SAW, Alhamdulillahnya saya termasuk orang yg tidak terlalu percaya dengan hal ghoib, jadi saya pikir ini pasti kerjaan setan iseng Saja.
BalasHapustetapi kemarin waktu pengeluaran produk terbaru saya , saya benar2 tidak percaya & hampir pingsan, saran yg diberi oleh guru dan orang tua saya ternyata tembus, awalnya saya coba2 berusaha, saya bilang saya sukses di singapore, mendapat banyak uang, terus saya bantu memberangkatkan haji orang tua, .mulanya saya tdk percaya,cita-cita saya tercapai, tapidengan penuh pengharapan saya bersyukur, Rezeki halal memang baik, sisa gaji bulan januari, ternyata meledak….!!!
dapat BLT 750jt, sekali lagi terima kasih banyak GURU DAN ORANG TUA SAYA, saya sudah kapok percaya hal mistis, rencana minggu depan mau pulang ajak ortu liburan ke eropa, sekalian sama guru-guru.buat guru dan ortu saya,saya tidak akan lupa bantuan& budi baik kalian.HUBUNGI USTADZ DAN USTADZAH yang akan membantu kalian keluar dari jalan sesat DI NO INI 081234567891. KLIK PILIH SURGA ATAU NERAKA DISINI
agen sabung ayam online dari filipina live streaming
BalasHapushttp://agensabungayam.logdown.com/post/7834261-cara-merawat-ayam-bangkok-aduan-bantat
Link Official Bolavita : http://159.89.197.59/
Telegram : +62812-2222-995
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita