Tugas :
Kelompok Dosen : Pembimbing
SIAT M.Fahli
Zatrahadi, M.Pd
JUDUL
: RESPONS PEMERINTAH BRUNEI TERHADAP AGAMA ISLAM
DI
SUSUN OLEH:
FANRI
KHOLIF ARRAHMAN
NIM: 11443104369
CICI
PUTRI LESTARI
NIM: 11443204158
JURUSAN
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS
DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah kelompok SIAT, walaupun
penulis akui masih jauh dari sempurna. sholawat serta salam semoga dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah
ini dibuat guna membantu mahasiswa dalam mempelajari dan mengetahui tentang
perkembangan islam di Brunei dan juga respons pemerintah terhadap islam,
mahasiswa juga bisa menambah ilmu mengenai islam di asia tenggara.
Apabila
ada kata-kata atau kalimat yang menyinggung hati pembaca, dan masih ada kalimat
yang kurang tepat kami mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis dan pembaca.
Pekanbaru,28
Maret 2015
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II :
PEMBAHASAN/ISI
A. Respons Pemerintah Brunei Terhadap Islam
B. Perkebangan Islam di Brunei
1. Penduduk Jepang
2. Sekolah Agama
3. Perkembangan Sekolah Agama
BAB III :
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Pesan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Brunai adalah
sebuah Negara yang terletak diantara Laut Cina Selatan di Utara dan disisi lain
di kelilingi oleh Serawak,Malaisya. Sebelah Timur Brunai terdiri dari daratan
tinggi yang ketinggiannya 184 km di bukit pagon, sementara Brunei bagian Barat
terdiri dari bukit-bukit berlembah. Brunei masih ditutupin hutan yang lebat.
Brunai merupakan sebuah kerajaan kecil yang sempat berada di bawah kekuasaan
Sriwijaya. Pada masa kerajaaan Majapahit, Brunai memiliki hubungan baik dengan
kerajaan yang ada di pulau Jawa dan kepulauan lainnya. Berdasarkan bukti
monument dan fakta sejarah yang ada di Brunei adalah lebih menyakinkan dan
menunjukan bahwa islam telah wujud di Brunei dalam kurun yang ke-13 M .
Karena sebuah batu nisan seorang Cina
kenamaan beragama islam bertarikh 1264 M, terdapat di Brunei.
Situasi
politik di Negara Brunei Darussalam
sangat tenang, hal ini mungkin karena ukuran Negara yang kecil. Brunei
berpenduduk hanya 200.000 jiwa dengan kaum muslimin yang mayoritas. Hamper
semua penduduk Brunei adalah melayu, meskipun sebagian kecil kaum Cina
pendatang. Sebagai agama resmi, islam mendapatkan lindungan dari negaranya dan
islam sangat berkembang di Brunei.
Islam di Brunei
berkembang dan maju dengan pesat dalam bentuk pemerintahan nya maupun rakyat
Melayu Brunei dalam mensyariatkan dan menjalankan agama. Respon pemerintahan
Brunei di tandai dengan menyusun pemerintah agama, karena agama memainkan peran
penting dalam memandu Negara Brunei kearah kesejahteraan dan menyusun adat
istiadat yang dipakai dalam semua upacara baik maupun duaka. Di samping
menciptakan atribut kebesaran dan perhiasan raja.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana respon pemerintah Brunei
terhadap islam
2. Bagaimana perkembangan sekolah agama di
Brunei
3. Bagaiman penduduk jepang di Brunei
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang respon pemerintah
Brunei terhadap agam islam
2. Mengetahui perkembangan sekolah agama
3. Mengenal penduduk jepang di Brunei.
BAB II
ISI/PEMBAHASAN
A. Respon Pemerintah Brunei Terhadap Islam
Brunei Darusslam adalah wilayah yang
terletak di Barat Daya Pulau Borneo (Sabah). Brunei merdeka dari jajahan
Inggeris tanggal 1 Januari 1984.Islam di Brunei
berkembang dan maju lebih pesat dalam bentuk pemerintahanya maupun rakyat
melayu di Brunei dalam mensyariatkan dan menjalankan agama, itu terlihat
sekali. Islam masuk ke Brunei dengan cara atau dengan jalan damai tanpa ada
paksaan. Karena Agama resmi Brunei yaitu Islam, namun agama lain pun tidak
dilarang dan ini terbukti penduduknya hidup berdampingan dan berinteraksi
sesamanya. Dilihat dari ekonomi masyarakat melayu Brunei kehidupan dalam
mencukupi kebutuhan mereka lebih stabil dan sejahtera, karena pemerintahan
sangat memperhatikan kebutuhan yang di hadapi oleh rakyatnya.
Secara teoritas, mayoritas penduduk Brunei (90%)
orang melayu muslim, namun ada dari golongan pendatang sekitar (10%) orang
China. Islam mendapat perlindungan dari Negara yang memungkinkan pemerintah
memberlakukan kebijakan di bidang keagamaan tanpa banyak melalui kesulitan. Dan
untun memberlakukan kebijaksanaan dibidang agama pada masa sultan Hasan dilakukan
berbagai cara yang menyangkut pemerintahan:
1. Menyusun pemerintah Agama, karena agama
memainkan peran penting dalam memandu Negara Brunei kearah kesejahteraan.
2. Menyusun adat istiadat yang di pakai
dalam semua upacara baik maupun duka, disamping menciptakan atribut kebesaran
dan perhiasan raja.
3. Menguatkan undang-undang islam yaitu
hokum islam.
Di lihat
dari sejarahnya, Brunei adalah salah satu kerajaan tertua di Asia
Tenggara. Sebelum abad ke-16, Brunei memainkan peranan
penting dalam penyebaran Islam di Wilayah Kalimantan dan Filipina.
Sesudah merdeka pada tahun 1984, Brunei
kembali menunjukkan usaha serius dalam upaya penyebaran syiar Islam, termasuk
dalam suasana politik yang masih baru. Di antara langkah-langkah yang diambil
ialah mendirikan lembaga-lembaga modern yang selaras dengan tuntutan Islam.
Sebagai negara yang menganut sistem hukum agama, Brunei Darussalam menerapkan
hukum syariah dalam perundangan negara. Untuk mendorong dan menopang kualitas
keagamaan masyarakat, didirikan sejumlah pusat kajian Islam serta lembaga
keuangan Islam. Tak hanya dalam negeri, untuk menunjukkan semangat kebersamaan
dengan masyarakat Islam dan global, Brunei juga terlibat aktif dalam berbagai
forum resmi, baik di dunia Islam maupun internasional. Sama seperti Indonesia yang
mayoritas penduduknya menganut agama Islam dengan Mazhab
Syafi'i, di Brunei juga demikian. Konsep akidah yang
dipegang adalah Ahlussunnah waljamaah. Bahkan, sejak memproklamasikan diri
sebagai negara merdeka, Brunei telah memastikan konsep ”Melayu Islam Beraja”
sebagai falsafah negara dengan seorang sultan sebagai
kepala negaranya. Saat ini, Brunei Darussalam dipimpin oleh Sultan Hassanal Bolkiah. Dan,
Brunei merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Asia Tenggara dengan latar
belakang sejarah Islam yang gemilang.
Sistem pemerintahan Brunei dipimpin oleh seorang
sultan, dan pada pemerintahan sultan Bolkiah Brunei Berjaya menguasai dua
wilayah di kepulauan Philipina yaitu pulau sulu dan seludang adat selurong.
Pemerintahan juga memanfaatkan sebagian kekayaan dari sumber minyaknya untuk
menyediakan pendidikan dan perawatan kesehatan Cuma-Cuma serta mendirikan
perumahan bagi penduduk yang secara tradisional selalu hidup diatas kota Air. Filosofi politik Brunei adalah penerapan yang begitu ketat terhadap
Melayu Islam Beraja (MIB) yang terdiri dari dua dasar yaitu Islam sebagai
Guiding Principle dan Islam sebagai Form of Fortification. Dari dua dasar ini
kemudian muncul penanaman nilai-nilai keislaman kenegaraan dengan tiga konsep.
Yaitu :
1.
Mengekalkan Negara melayu.
2.
Mengekalkan Negara Islam.
3.
Mengekalkan Negara beraja.
Berkaitan dengan masuknya Islam
pertama, dapat diketahui berdasarkan bukti sejarah Brunei, yaitu batu di
perkuburan Islam Rangas, Tutong Bandar Sri Begawan bertuliskan Cina bernama
P'kung Chih-Mu meninggal 1264 M, ia adalah orang Cina yang masuk Islam.
Untuk menunjukkan identitas ideologi
negara, sultan dalam beberapa kesempatan mengeluarkan dekrit yang isinya:
1. Membuat garis pemisah antara Islam pribumi dan Islam luar,
terutama kaum fundamentalis, termasuk gerakan Al-Arqam dari Malaysia.
2. Sultan mengharuskan warga Melayu mampu membaca al-quran dengan
mengeluarkan dana 2 juta dolar Brunei untuk merealisasikan kebijakan ini.
3. Memerintahkan pentingnya pengajaran bahasa Melayu dalam aksara
jawi, agar masyarakat memahami hubungan antara bahasa melayu dengan warisan
budaya Islamnya.
4. Tahun 1991 didirikan tabungan Amanah Islam Brunei (TAIB).
Lembaga keuangan yang didasarkan syariat Islam guna mendukung investasi dan
perdagangan meliputi bursa dan pasar uang serta pembangunan ekonomi atau
industri di dalam dan luar negeri.
5. Pemerintah juga melarang jual beli minuman keras di toko-toko
atau hotel, dan tempat lain.
Dosen dari Universitas Brunei Darusalam, Dr
Haji Awang Asbol Bin Haji Mail, menuturkan,di Brunei pihak kerajaan
memainkan peranan penting dalam perkembangan Islam. Peran ini jelasnya terlihat
dari langkah pemerintahan Kesultanan Brunei untuk mendirikan Pusat Kajian Islam
yang ditujukan untuk kepentingan penelitian agama Islam. Pusat kajian yang didirikan pada 16 September 1985 ini
bertugas melaksanakan program dakwah serta pendidikan kepada pegawai-pegawai
agama serta masyarakat luas dan pusat pameran perkembangan dunia Islam.
Geliat
keislaman di Brunei Darussalam jelas terlihat pada saat hari-hari besar Islam,
seperti Maulid Nabi SAW, Nuzulul Qur'an, dan Isra Mikraj. Menurut Haji
Awang, pada setiap hari besar Islam, pihak Kesultanan Brunei selalu menyelenggarakan
acara perayaan. Bahkan, Sultan Hassanal Bolkiah selaku
pemimpin negara mewajibkan para pegawai kerajaan untuk menghadiri peringatan
tersebut. Proses pengembangan Islam ini oleh Pemerintah Brunei utamanya
ditekankan pada bidang pendidikan. Meskipun demikian, ungkap Haji Awang,
langkah mengembangkan Islam dalam sendi-sendi masyarakat di Brunei dilaksanakan
dengan hati-hati agar proses itu berjalan seimbang. Proses pengislaman itu
diatur sedemikian rupa hingga tidak memberikan dampak pada stabilitas di dalam
negeri. Respons pemerintah dalam agama isalam dapat dilihat dengan upaya membentengi umat dari Budaya Asing. Serbuan budaya
asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama rupanya bukan hanya menjadi
kecemasan masyarakat Muslim di Indonesia. Negara tetangga Indonesia, Brunei
Darussalam, juga mengalaminya. Adalah Deputi Menteri Agama, Pehin Dato Ustaz
Awang Haji Yahya, yang mengungkapkan keresahannya. Dia mengaku prihatin dengan
gencarnya sajian budaya asing dewasa ini, terutama yang memanfaatkan
kecanggihan teknologi.
”Ada hal-hal negatif yang perlu mendapat perhatian serius karena
dapat membuat lupa masyarakat terhadap tanggung jawabnya sebagai umat Islam,”
ungkap Dato Awang Haji. Yang dikeluhkan Dato Awang Haji adalah pengaruh budaya
ala Barat pada kehidupan masyarakat Muslim di Brunei. Dia menilai, jika
pengaruh semacam itu tidak disikapi, dikhawatirkan mengganggu keharmonisan
dalam masyarakat. Selain itu, akan dapat pula memicu perselisihan dalam rumah
tangga, problem ekonomi warga, krisis moral, ataupun masalah di bidang
pendidikan.Persoalan-persoalan tersebut, lanjutnya, bila sudah terlanjur
membesar, akan sangat sulit untuk dibenahi. Salah satu yang disorotnya adalah
kian gencarnya tayangan-tayangan hiburan dan promosi konser pemusik asing ke
negara itu. ”Dalam setiap promosi yang diadakan, selalu saja disertai kuis dan
undian berhadiah dengan menggunakan fasilitas telepon genggam (undian SMS).”
Dato Awang Haji juga mengingatkan
kebiasaan buruk masyarakat yang kian bebas membelanjakan uang dan harta
bendanya. Tokoh ini lantas meminta masyarakat kembali memerhatikan perintah
agama, seperti tercantum dalam Alquran dan hadis. Salah satu upaya membendung
pengaruh asing adalah menggencarkan dakwah di kalangan masyarakat. Sebenarnya,
kegiatan dakwah di kalangan masyarakat telah berlangsung lama. Bahkan, pada
tahun 1980-an, dakwah modern meraih keberhasilan yang antara lain digagas oleh
sejumlah aliran tarekat. Memang, sebagai negara merdeka yang mengamalkan ajaran
Islam, Brunei gencar melakukan Islamisasi dalam kehidupan publik.
Selaras dengan kedudukan Islam
sebagai agama resmi dan adanya falsafah ”Melayu Islam Beraja”, pemerintah
kerajaan telah mendirikan beberapa lembaga publik yang berorientasi Islam.
Usaha mengislamkan hukum dengan memasukkan syariat telah dimulai dengan
beberapa langkah, termasuk studi kelayakan, penelitian terhadap hukum yang
berlaku guna memastikan tidak ada hal yang bertentangan dengan jiwa syariat,
dan berbagai seminar mengenai penerapan hukum Islam juga dalam usaha memberikan
makna Islam dalam kehidupan ekonomi dan keuangan. Pada akhir tahun 1980-an,
dilakukan sejumlah langkah bagi pembentukan lembaga perbankan Islam. Sementara
itu, dalam sendi kehidupan sosial, di Brunei orang-orang cacat dan anak yatim
menjadi tanggungan negara. Seluruh pendidikan rakyat (dari taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi) dan pelayanan kesehatan diberikan secara gratis.
Pada zaman modern ini kawalan
terhadap agama menerusi pemerintahan diteruskan melalui undang-undang dan
perlembagaan, hal ini di dapat dilihat dari:
1.
Agama islam bertempat dalam perlembagaan Negara Brunei yang
memperuntukan agama islam resmi bagi Negara ini adalah menurut ahli sunah
waljama’ah.
2.
Adanya majelis agama islam yang mengawali semua perkara yang
berhubungan dengan agam islam di Negara ini. Tugas majelis agama islam di
Brunei ini adalah sebagai kekuasaan utama.
3.
Majelis ulama islam dan juga jawatan undang-undang bagi majelis itu
dalam membuat fatwa berdasarkan Mazhab Syafi’i.
4.
Adanya syarat-syarat dalam perlembagaan dalam pelantikan mentri
besar, haruslah orang-orang melayu beragama islam.
B. Perkembangan Islam di Brunei
Brunei memainkan
penyebaran dalam agama islam dan Brunei menjadi menjadi pusat penyebaran agama
islam di pulau Borneo dan bagi Negara-negara utara Borneo, Bangi, Siluk,
Belaya, Mindono, Bonbon, Balabak, Balambangan, Mantari dan Seludang.
Perkembangan tersebut berlaku pada zaman pemerintahan Sultan Bolkiah
(1485-1524) dalam kurun yang ke 16 (sultan Brunei ke 5)
Menurut istilah
Raja-raja Brunei, bahwa “sultan Bolkiah, ialah berperang dengan bangsa Suluk
dan Negeri Seludang, nama rajanya Datu Gamban. Maka sultan Bolkiah ia juga
dinamakan orang tua-tua “nahkoda Ragam”, ia beristrikan putrid lela Macanai.
Usaha
mengembangkan agama islam di negeri diperingatkan terus-menerus oleh
sultan-sultan Brunei terutama sekali dalam zaman Sultan Syarif Ali, Sultan
Sulaiman (1338-1432) dan sultan Bolkiah. Usaha-usaha tersebut ternyata
menyebarluas sampai ke luar negeri dan sangat terkesan, terutama di wilayah
Philipina sehingga orang-orang Spanyol merasa khawatir terhadap kegiatan orang
Brunei mengembangkan agama islam yang medapat sambutan disana karena menurut
perkiraan penjajah Spanyol bahwa ia boleh mengganggu kegiatan mereka dalam
mengembangkan agama Kristen disebabkan oleh usaha orang-orang Brunei
mengembangkan islam itu lebih terkesan.
1. Penduduk Jepang
Menceritakan
pengalaman belajar agama semasa penduduk jepang di Brunei, Haji Md. Zain bin
haji Serudin menyatakan :
“saya masih
ingat lagi semasa pendudukan jepang di Brunei pada awal tahun 40-an, kami
murid-murid sekolah dikehendaki dating kesekolah pada hari jum’at. Dari sekolah
kami berbaris menuju ke masjid, selepas sembahyang jum’at kami berbaris lagi
dan menuju sekolah dan di ambil kedatangannya. Pada ketika itu saya saya sudah
pandai sembahyang, kepandaian bukan didapat di sekolah, tetapi dirumah dan di
bawah pimpinan ibu, bapak dan Allahyarahman pehin tuan Imam Haji Mettasim bin
Md. Tahir (pegai mesjid dan ketua kampong lurong sikuno). Mesjid tempat kami
sembahyang itu telah musnah, semua perang dunia ke-2 di bom oleh tentara orang
puterh menghalau jepang gitu, pagi-pagi berbaris menghadap matahari hidup
dengan lagu KAMIGAYO dan tiap-tiap hari jum’at diarahkan bersembahyang jum’at
di mesjid.”
2. Sekolah Agama
Sultan Omar Ali
Saefuddin (sultan Brunei ke 28 : 1950-1967) mempunyai kesadaran yang amat
mendalam mengenai dengan agama islam. Baginda berhasyrat supaya rakyat baginda
dapat manfaat agama dengan lebih mendalam dan dapat memepelajari agama itu
secara lebih berkesan, maka baginda mendatangkan 2 orang pegawai agama dari
Negeri Johor dengan tujuan supaya mereka mengadakan penyiasatan dan
menghadapkan cadangan dan laporan berhubungan dengan persekolahan agama di
Brunei.
3. Perkembangan Sekolah-sekolah Agama
Kesan dari sistem persekolahan
agama yang dikenal, pentadbiran sekolah-sekolah agama dapat dilaksanakan dengan
teratur, dan mulai pertentangan tagun 60-an sistem dan pentadbiran itu banyak
mengalami perubahan berdasarkan kepada kehendak dari negeri Brunei sendiri. Dalam
hal ini Brunei selalu melakukan usaha-usaha pengembangan sekolah agama dan juga
membekali rakyat-rakyatnya dengan ilmu agama. Salah satu langkah yang di ambil
yakni dengan cara mengirim 3 otang murid untuk belajar ke negri ziran seperti
negara Singapura, Malaysia, dan Mesir. Maka dari situlah nantinya cikal bakal
berkembangnya sistem keilmuan khususnya ilmu agama yang ada di negara Brunei.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Brunei
Darusslam adalah wilayah yang terletak di Barat Daya Pulau Borneo (Sabah).
Brunei merdeka dari jajahan Inggeris tanggal 1 Januari 1984.Islam
di Brunei berkembang dan maju lebih pesat dalam bentuk pemerintahanya maupun
rakyat melayu di Brunei dalam mensyariatkan dan menjalankan agama, itu terlihat
sekali. Islam masuk ke Brunei dengan cara atau dengan jalan damai tanpa ada
paksaan.
Geliat keislaman di Brunei Darussalam jelas
terlihat pada saat hari-hari besar Islam, seperti Maulid Nabi SAW, Nuzulul Qur'an, dan Isra Mikraj. Selaras dengan kedudukan Islam sebagai agama resmi dan adanya
falsafah ”Melayu Islam Beraja”, pemerintah kerajaan telah mendirikan beberapa
lembaga publik yang berorientasi Islam. Usaha mengislamkan hukum dengan
memasukkan syariat telah dimulai dengan beberapa langkah, termasuk studi
kelayakan, penelitian terhadap hukum yang berlaku guna memastikan tidak ada hal
yang bertentangan dengan jiwa syariat, dan berbagai seminar mengenai penerapan
hukum Islam juga dalam usaha memberikan makna Islam dalam kehidupan ekonomi dan
keuangan. Pada akhir tahun 1980-an, dilakukan sejumlah langkah bagi pembentukan
lembaga perbankan Islam. Sementara itu, dalam sendi kehidupan social.
Usaha
mengembangkan agama islam di negeri diperingatkan terus-menerus oleh
sultan-sultan Brunei terutama sekali dalam zaman Sultan Syarif Ali, Sultan
Sulaiman (1338-1432) dan sultan Bolkiah. Usaha-usaha tersebut ternyata
menyebarluas sampai ke luar negeri dan sangat terkesan, terutama di wilayah
Philipina.
B. Pesan
Banyak membaca
bisa menambah pengetahuan, dalam kesempatan kali ini, penulis mengajak agar
pembaca lebih sering membaca tentang penyebaran islam di asia tenggara sehingga
kita mengetahui perkembangan silam di Negara tetangga.
DAFTAR
PUSTAKA
Suhaimi,dkk, (2009),Sejarah Islam Asia Tenggara .Unri
Press: Pekanbaru
Suhaimi,(2007), Cahaya Islam Di Ufuk Asia
Tenggara.Suska press Uin Suska:Riau
Helmiati, Dinamika
Islam Asia Tenggara, Pekanbaru : Suska Press,
2008
Assalamualaikum... Maaf ya SOBAT saya mau jujur bahwa awalnya saya hanya mencoba-coba bermain togel karna saya terlilit hutang yang sangat banyak sekitar Rp 235 juta karna hutang saya banyak akhirnya saya mencari jalan pintas meskipun itu dilarang agama islam apa boleh buat nasi sudah jadi bubur dan akhirnya saya menemukan seorang dukun yang bisa membantu saya melalui jalan togel dengan lantaran bantuan MBAH WIRANG kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya karna itu semua berkat bantuan MBAH WIRANG dengan waktu yang singkat saya sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup kita menjadi kaya, buktinya angka pemberian MBAH 4D nya pada tanggal 23/10/2016 yaitu 9512 tembus alhamdulillah saya menang sebanyak Rp.480 juta dan alhamdulillah semua hutang-hutang saya sudah bisa terlunasih juga... Mungkin saudara/saudari diluar sana lagi butuh angka togel 2D|3D|4D silahkan konsultasi atau minta bantuan dengan MBAH WIRANG jangan takut anda bisa hubungi di nomer ( 082346667564 / +6282346667564 )
BalasHapusTetap Semangat Semua Permasalahan Pasti Ada Jalan KeluarNya...
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
BalasHapus