MAKALAH SIAT
RESPON PEMERINTAH SINGAPURA TERHADAP
ISLAM
Mata Kuliah Siat
Dosen : M.Fahli Zatra Hadi, M.pd
Disusun Oleh :
Azura
Tiara Nurti Andini
Zakki Azhari
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
2014/2015
Kata Pengantar
Alhamdulillahirobbil’alamin,
segala puji dan syukur seraya penyusun panjatkan
ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Respon Pemerintah Singapura Terhadap
Islam”. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Siat.
Penyusun berterima
kasih kepada dosen mata kuliah Siat yang
telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah
ini.Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena
keterbatasan kemampuan penyusun sendiri.
Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................
2.1Sejarah Masuknya Islam ke Singapura...................................................
3
.................. 2.2Respon Pemerintah
Terhadap Islam.......................................................
5
BAB.III. PENUTUP
3.1Penutup...................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perjalanan
sejarahnya, dahulu Singapura mempunyai peranan penting dalam penyebaran islam
di Asia Tenggara. Posisis strategis yang merupakan nilai lebih Singapura
menjadikan sebagai transip bagi perdagangan dari berbagai kawasan. Pada sisi
lain, selain sebagai transit perdagangan letaknya yang strateggis ini juga
telah memungkinkannya menjadi puast informasi dan komunikasi dakwah islam, baik
pada Kesultanan Malaka (sebelum kedatangan colonial Eropa), masa colonial,
sampai pada abad ke 20. Peran penting terrsebut segera berakhir tatkala
Singapura memisahkan diri dari Negara federasi Malaysia, umat islam menjadi
minoritas, selanjutnya komunitas muslim yanh sebagian besar adalah bangsa
melayu menempati posisi kelas 2 dibawah etnis cina.
Pada perang dunia kedua
berawal di Singapura. Waktu tiga setengah tahun masyarakat islam mengalami
perlakuan yang sangat baik dari pada masyarakat lain. Sehabis perang, orang
islam seperti halnya masyarakat lain menghadapi persimpangan jalan. Pihak
inggris yang kembali ke Singapura disuruh pulang ke negara masing-masing untuk
selamanya. Rancangan Singapura untuk bergabung dengan Malaya memberi harapan
kepada masyarakat Melayu-Islam.
Kurang
dari dua tahun kemudian, Singapura dikeluarkan dari Malaysia. Masa depannya
sebagai republik merdeka yang kecil,dengan sumber-sumber yang tidak pasti
kelihatan suram. Masyarakat islam di Singapura hanya menjadi minoritas akibat
terpecahnya Malaysia. Apa lagi Singapura letaknya didekat laut yang menjadikan
pendatang untuk berdagang dari India dan Cina. Walaupun tumpuan itu diberikan
kepada strategi ekonomi, pemerintah tidak mengambil mudah keadaan politik yang
mulai bergolak.dengan segera ketentuan islam dijadikan undang-undang. Akta
Ketentuan Hukum Islam (AMLA) yang disahkan pada tahun 1966, menjamin bahwa
taraf orang islam sebagai rakyat Singapura tidak terjajah.
Pada
saat itu identitas masyarakat islam di Singapura mempunyai tempat di negara
itu. Ketegangan dan kekacauan mungkin berlaku, bekas Perdana Menteri Malaysia
Almarhum Tuanku Abdul Rahman, menjanjikan sebuah unit tentara bagi memetahkan
keganasan yang mungkin terjadi. Beliau juga menawarkan tanah di Johar bagi
siapa pun yang tinggal di Malaysia.
Sebagai
bahagian AMLA, Majelis Agama Islam Singapura (MUIS) di tumbuhkan pada tahun
1968. Oleh sebab baru, MUIS terpaksa berusaha untuk mendapatkan kepercayaan
anggota masyarakat. Pada masa yang sama, pemerintah mulai memperuntukkan tanah
bagi pembentukan masjid-masjid baru di estet-estet perumahan. Kesadaran tentang
perasaan kurang senang hati terhadap “Melayu-Islam” ini, pemerintah selalu
mencari solusi untuk penyelesaian masalah tersebut. Pemerintah juga telah
mengadakan pertemuan-pertemuan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun yang
ada pada saat itu kurangnya sumber-sumber membuat patahnya pertemuan itu
ditengah jalan.
Pada
tahun 80-an merupakan titik perubahan bagi masyarakat Melayu-Islam. Tetapi pada
ssat itu penduduk menunjukkan betapa parahnya kehidupan perekonomian mereka
pada saat itu. Pencapaian pengajaran bagi anak-anak Melayu amat tidak
memuaskan, dan orang dewasanya tertinggal dari status ekonomi karena tidak
berkhalayakan.
Para
pememimpin mereka yang terdiri dari tokoh-tokoh berpengaruh dalam politik dan
persatuan-persatuan masyarakat tersebut memutuskan bahwa masanya sudah tiba
tindakan dan dukunga dari pemerintah sangat penting. Pada tahun 1981, dengan
dukungan dan bantuan pemerintah, para pemimpin ini berkumpul untuk melancarkan
Mendaki, badan bagi pendidik anak-anak Melayu-Islam.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Masuknya Islam Ke Singapura
Singapura giat memasuki
perkumpulan negara-negara maju. Orang iIslamnya turut memperlihatkan keyakinan
yang lebih terhadap kesulitan membentuk masa depan diri dan negara mereka. Hari
ke hari, orang Melayu-Islam Singapura menonjolkan keistimewaan mereka. Seperti
menara kecilmesjid di pusat bandar, mereka mau berdiri megah. Orang Islam
Singapura boleh berbangga dengan sejumlah besar anggotanya, yang dengan murah
hati, telah menyumbangkan masa, tenaga, uang, dan komitmen demi kesejahteraan
masyarakat.
Pada
zaman awal Singapura sehingga permulaan abad ini, di antara anggota masyarakat
islam yang amat terkemuka ialah orang-orang Arab. Mereka terdiri dari keluarga
Alkaff, Aljuneid dan Alsagoff yang merupakan tuan tanah kaya yang memiliki
ladang gambir dan lada hitam dikawasan ini, dan menguasai perdagangan antara
pulau-pulau. Ketiga keluarga ini aktif dam amal jariah, membiayai hospital dan
sekolah, membina mesjid serta menampung kegiatan-kegiatan yang lainnya.
Diantara
orang Arab yang lainnya, yang pertama kali datang pada saat Singapura telah
dibuka adalah saudagar kaya, Syed Mohammed Harun Aljuneid dan anak saudaranya,
Syed Omar Ali Aljuneid dikampong Glam. Mereka orang telah mendermakan
sebahagian kekayaan mereka untuk masyarakat dan telah membina majid Omar
Kampong di Malaka, kini merupakan masjid tertua yang ada di Singapura.
Di
antara para pendatang yang lainnya ke Singapura adalah India yang terdiri pada
awalnya melalui para peniaga kecil, pedagang dan penukaran uang. Kedalam
golongan ini termasuk juga para peniaga Islam dari pantai-pantai Malabar dan
Coromandel di India. Salah satu keluarga Islam yang terkenal dari India pada
saat itu adalah keluarga Angullia.
Keluarga
Angullia mengasaskan beberapa buah masjid di Singapura, dan masih menderma
kepada masyarakat melalui Tabung Amanah Angullia, tabung swasta yang
dikendalikan oleh bebrapa orang pemegang amanah yang memberi beasiswa kepada
para pelajar yang mmerlukan.
Orang-orang
Bugis dan Minangkabau juga mempunyai pemimpin yang dapat berdiri sama tinggi
dengan masyarakat Arab dan India. Orang bugis terkenal dengan berniaga, dan
yang menonjol ialah Haji Bapa dan pakciknya mempunyai ladang lada hitam dan
gambir di Borneo dan Sumatera, dan mereka mengendalikan perniagaan dengan
menggunakan kapal-kapal sendiri.
Setelah
bekerja sama bebrapa tahun dengan pemerintah, beliau (Mohammed Eunos Abdullah)
menyunting Utusan Melayu yaitu edisi
bahasa Melayu akhbar Singapore Free
Press. Pada tahun 1924 beliau menjadi orang Melayu pertama di lantik ke
Majelis Perundangan. Aktif dalam kegiatan sosial dan pertumbuhan Melayu-Islam,
beliau juga telah menjadi pengasas bersama Kesatuan Melayu Singapura yang
menjadi tulang belkang beliau dalam menyuarakan persoalan orang-orang Melayu.
Selepas
zaman penjajahan, tokoh utama dalam masyarakat Islam di Singapura adalah Yusof
Ishak, orang setempat pertama di lantik sebagai ketua negara dan kemudiannya
sebagai Presiden Republik Singapura yang pertama.
Sebagai
Presiden, sumbangan utamanya adalah sebagai tokoh yang menggalakkan fahaman
yang berbilang kaum dan toleransi dalam pembinaan sebuah negara muda yang
terdiri dari bangsa dan agama yang berbeda.
Beliau
meninggal pada tahun 1970. Ucapan-ucapan beliau sering menekankan unsur
persaudaraan di anatara manusia. “Di Singapura, kita mempunyai masyarakat yang
unik, demokrasi, dan bebilang bangsa, dengan kebudayaan yang berbilang kaum
hidup subur bersma-sama. Apa yang berarti dan suci bagi setiap kaum bukan saja
diterima tetapi disokong dan dilindungi”. Kata-kata amat benar bagi keadaan
Singapura pada saat ini.
Sedikit
saja golongan minoritas agama didunia yang mempunyai badan berkuasa bagi
membantu mereka mengukuhkan kepercayaan di Singapura, obor yang menerangi oran
Islam adalah Majlis Ulama Islam Singapura (MUIS). MUIS adalah satu-satunya
badan yang berkuasa untuk menumpukkan perhatian kepada hal-ehwal agama Islam
dibanyak hal, kisah MUIS mencerminkan perjuangan masyarakat Singapura pada masa
lalu.
Sejarah
MUIS bermula pada tahun 1968 apabila ia diddirikan secara bahagian Akta
Penentuan Hukum Islam (AMLA). Seperti yang terkandung di dalam AMLA , tuga
utamanya adlah untuk membantu menasehati Presiden Singapura mengenai hal-ehwal
Islam.
Langkah
awal menginstalisasikan Islam sebahagian disekitarnya oleh keadaan sejarah yang
unik. Sewaktu merancangkan penyatuan Singapura dan Malaya pada 1961,
disetujukan bahwa yang di pertuan Agomh Persekutuan Malaysia menjadi ketua
agama Islam di Singapura. Sebuah majelis agama Islam juga akan didirikan untuk
menasehati baginda tentang Islam.
Peruntukan
ini dimasukkan kedalam Perlembagaan Singapurasewaktu ia bergabung dalam
Persetujuan Malaysia pada tahun 1963. Namun, penyatuan itu gagal. Dua puluh
tiga bulan kemudian, Singapura menarik diri pada tanggal 9 agustus 1965. Dengan
sekelip mata, orang Melayu-Islam Singapura hilang taraf majoritinya.
Sadar
akan keperluan khusus orang Islam, pemerintah Singapura yang baru itu
mengatakan janji-janjinya. Peruntukan-peruntukan bagi yang islam segera
dimasukkan ke dalam AMLA. Rang tersebut dibawa ke Perlimen pada Desember 1965,
empat bulan selepas merdeka. Jawatan kuasa pemilihan menerima 18 pernyataan
bertulis mendengar 14 perwakilan dari individu dan organisasi, pada April 1966.
Sebelum
adanya AMLA, peruntukan undang-undang utama bagi yang Islam di Singapura adalah
Lembaga Endowmen Orang-Orang Islam dan Hindu (MHEB) dan Lembaga Penasihat
Orang-Orang Islam (MAB). Didirikan pada tahun 1906, dan dikenali sehingga 1952
sebagai Lembaga Endowmen Mohammedan dan Hindu, MHEB menumpukan perhatian kepada
harta yang diwasiatkan oleh para binawan dan melantik jabatan kuasa untuk
menyelaraskan bantuannya.
Semua
ini berubah apabila AMLA menjadi undang-undang pada Agustus 1966. AMLA
memperbolehkan pendirian sebuah badan berkuasa tentang hal-ehwal Islam yang
komprehensif, yaitu MUIS, dan ia juga menetapkan keanggotaan lembaga
pengelolanya. MUIS mempunyai seorang Presiden, tujuh wakil badan-badan Islam
dan lima ahli yang dilantik Presiden Singapura.
Perundangan
tersebut juga membuat peraturan-peraturan Mahkamah Syariah dan Pendaftar
Pernikahan Orang-Orang islam. Ketiga-tiga unit ini terletak dibawah Kementerian
Pembangunan Masyarakat dan melapor terus kepada Menteri Bertanggungjawab bagi
Ehwal Masyarakat Islam.
2.2 Respon
Pemerintah Terhadap Islam
MUIS
memulai kisahnya ditiga buah bilik dibangunan pemerintah lama di Empress Place
dengan hanya tujuh orang kakitangan. Tiada diantara mereka yang arif tentang
hal-ehwal Islam.
Perasaan
sangsi bertambah dikalangan setengah orang yang kurang senang dengan sebuah
badan resmi menjaga kepentingan agama mereka. Ketika itu, Singapura sedang
mengalami perubahansosial dan ekonomi yang pesat. Laut ditambak, bukit
diratakan dan kampung-kampung dirobohkan. Banyak orang Islam dan warga negara
yang lain dipindahkan ke rumah pangsa di estet-estet perumahan baru. Bukan saja
rumah-rumah kampung mereka diruntuhkan, malah gereja, kuil, masjid dan madrasah
turut terjejes. Tanah perkuburan semua kaum juga dipindahkan ketempat lain.
Perasaan
marah terhadap MUIS memuncak, para pegawai MUIS sadar bahwa mereka perlu
mewujudkan hubungan baik dengan anggota masyarakat Islam, jikatidak MUIS akan
tersisih. Kakitangan diarahkan supaya bertemu pemimpin masyarakat dan pegawai
masjid untuk menjalin hubungan.
Pada
17 November 1987, MUIS berpindah kebangunan tujuh tingkatnya sendiri yang
diberi nama Pusat Islam Singapura.pusat ini dibuka secara resmi pada 29 Mei
1988. Bertempat ditepi sebatang lebuh raya dan dikelilingi tanah yang hijau,
dengan mereka bentuk yang unik, yaitu gabungan motif-motif Islam yang modern
melambangkan permulaan baru bagi MUIS yang lebih diyakini dan dihormati untuk
mendapat dukungan masyarakat.
Tugas
MUIS sangat banyak diantaranya pembinaan masjid, pengurusan harta wakaf dan
amanah, urusan haji, pengumpulanzakat dan fitrah, mengeluarkan fatwa, membantu
fakir miskin, dan menyelaraskan pendidikan agama. Puncak kejayaan MUIS ialah Tabung Pembinaan Masjid (TPM).
Kisah
TPM bermula dengan “Keajaiban Muhajirin”, masjid pertama yang dibina diestet
perumahan baru. Pada awal tahun 70-an ketika orang Islam ditempatkan semula
dikampung-kampung ke rumah-rumah pangsa HDB di Toa Payoh. Mereka dapati tidak
ada masjid untuk mereka disitu.
Ahli
jawatan kuasa Tertinggi MUIS masih ingat bahwa mereka dipanggil ke Istana oleh
Perdana Menteri ketika itu, Lee Kuan Yeng yang tahu tentang kesukaran mereka
mengumpul dana. Sannie Abdul pernah berkata “Walau secantik manapun sebuah
masjid itu dan sebanyak manapun uang yang dibelanjakan atau tenaga yang
dicurahlkan, masjid tidak akan berarti jika tidak betul-betul menggunakannya”.
Untuk
itu, AMLA dipindah dan TPM didirikan pada 1975. Kurang dua tahun kemudian,
lahirlah Masjid Muhajirin di atas bekas tapak kilang rotan. Dua kubah perang
dan sebuah manaranya berdiri dengan megah.
Para
pengkritik terdiam dengan kemajuan ini. Diantaranya dua insan yang berjanji
akan menderma kepada masjid tersebut sekiranya TPM berhasil mendirikannya. Dua
jam besar berdiri sumbanagn mereka masih berdetik diruang masjid itu.
Kecermelangan
tabung ini adalah disebabkan cara orang Islam Singapura bertindak yaitu
membentuk diri sendiri. Dibawah rancangan ini, setiap orang islam di minta
menderma $1 sebulan, dipotong gajinya melalui agensi pemerintah. Walau
bagaimanapun, lebih menderma dua kali ganda atau lebih. Demikianlah kuatnya
semangat membantu diri sendiri dikalangan mereka.
Masjid-masjid
baru ini merupakan ssatu perempat daripada 76 bagian masjid di Singapura. Di
panggil masjid “generasi baru”, lima bagian lagi sedang dirancaang untuk
pembinaan yang di jangka siap tahun 2000. Pada masa itu, orang Islam di setiap
estet perumahan baru akan mempunyai sekurang-kurangnya sebuah masjid generasi
baru.
Peranan
pemerintah amat penting bagi TPM. Bukan saja membenarkan agensinya untuk
mengutip derma tersebut, malah telah memperuntukkan tanah yang sesuai dengan
harga yang nominal Masjid generasi baru di lengkapi dengan bilikmesyuarat,
bilik dan dewan dan kadangkala auditorium.para pemimpin dan anggota masyarakat
menamakannya “pusat kecermelangan”, sebagai merubah kepada zaman kegemilangan
Islam dahulu.
Pada
zaman awal perkembang Islam, masjid bukan hanya tempat beribadah malah menjadi
pusat pendidikan dan pelayanan masyarakat. Hal-hal masyarakat dibincangkan
dalam suasana masjid yang suci. Masjid generasi baru di Singapura menawarkan
berbagai kegiatan untuk memenuhi keperluan orang Islam yang berlainan umur,
latar belakang dan minat.
Semua
ahli Jawatan kuasa Pengurusan Masjid yang mengendalikan kegiatan-kegiatan ini
telah menjalin kursus-kursus kepemimpinan dan pengurusan yang dianjurkan MUIS
sebagai bahagian untuk menjadikan masjid pusat-pusat kecermelangan.
Bagi
orang Islam, walau apapun bentuk dan saiznya, masjid-masjid ini adalah lambang
yang utuh bagi kekuatan dan jiwa masyarakatnya. Bidang utama dalam tugas MUIS adalah
pengutipan zakat dan fitrah. Uang kutipan dibagi-bagikan kepada
golongan-golongan yang memerlukan.
Zakat
adalah rukun Islam yang ketiga. Menurut Al-Quran, kutipan zakat hendaklah
dibagikan kepada lapisan Asnah.
Fitrah pula, “cukui kepala” yang dibayar pada bulan Ramadhan. Bayarannya sama
dengan nilai 2.3 kg beras bagi setiap orang.
Sebelum
ada MUIS, pengutipan zakat dan fitrah tidak teratur. Orang Islam membuat kiraan
sendiri dan membagi-bagikan bayarannya kepada bebrapa masjid atau pertimbuhan
tertentu. Yang lain memberikan kepada siapa yang layak menerimanya. Anjuran
MUIS 1986, setiap ketua keluarga membayar fitrah di masjid setiap bulan
Ramadhan.
Fardu
haji sangat berarti bagi orang Islaman dan ia mengubah tanggpan mereka terhadap
kehidupan di dunia ini. Bagi kebanyakan orang, naik haji merupakan satu
perjalanan dalam seumur hidup, dibuat setelah bertahun-tahun.
Agen-agen
yang menguruskan jumlah haji tidak selalunya jujur. Dahulu, kerap juga jamaah
ditipu oleh pihak-pihak yang mau mencari keuntungan dengan cepat. Banyak yang
di berikan penginapan yang tidak memuaskan, makanan yang tidak sempurna dan
penerbangan yang sesak.
Syel
Isa masih ingat lagi sewaktu masyarakat Melayu gigih berjuang bagi menyesuaikan
diri dengan suasanan yang kian berubah. Misalnya, hakikat orang Melayu terpaksa
bersaing dengan kaum-kaum lain tanpa pilih kasih. Atau apabila mereka sadar
bahwa mengkekalkan beberapa aspek budaya Melayu berarti menyalahi ajaran agama.
Kemudian,
tiba titik perubahan apabila masyarakat mengukuhkan pegangan pada Islam dan
mendapati sendiri Islam Singapura, seperti berusaha mencapai kemajuan
pendidikan di kecermelangan. Selagi kita berstu padu tiada apapun yang dapat
menangani masalah pada masa depan.
Sambil
mengenang kembali masa-masa lalu sejak memegang teraju, mufti percaya,
masyarakat Islam Singapura bernasib baik karena mendapat pemerintah yang siap
membantu. Beliau mengingatkan pada umat bahwa penekanan kepada agama, mungkin
ada beberapa orang yang bersifat ekstrimis. Kita perlu waspada supaya
kecenderungan tersebut tidak terjadi.
Mufti
juga percaya, apabila orang Islam memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan
yang soleh, mereka hendaknya jangan terlalu mementingkan aspek ritual semata-mata. Mereka hendaknya
memberi penekanan kepada usaha meningkatkan pemahaman Islam secara intelek.
Beliau juga menjadi anggota Pertumbuhan Antara Agama (IRO), sebuah badan bagi
ketua-ketua agama utama di Singapura berbincang dan bertukar-tukar pikiran.
Pada
tahap selanjutnya, berliau terlibat dalam Majelis Agama Brunei, Indonesia,
Malaysia dan Singapura. (MABIMS). Segala mesyuarat yang di jalankan membantu
menyelaraskan kegiatan Islam di negara-negara anggota, misalnya menetapkan
undang-undang perkawinan dan perceraian.
MUIS
banyak melakukan atau menganjurkan kelas agama, ceramah dan syarahan untuk
menyebarkan ajaran Islam. Mereka juga menganjurkan Maulidin nabi Muhammad saw.
Di peringkat kebangsaan, MUIS menganjurkan syarahan agama oleh pakar-pakar dari
dalam dan luar negeri. Kegiatan ini dijalankan pada tangal-tanggal penting
seprti hari keputeraan Nabi Muhammad saw. Dan awal muharam.
Sambil
memupuk kegiatan dakwah, MUIS juga berusaha kearah keharmonian agama. Ia
menjadi ahli Pertumbuhan Antara Agama (IRO) yang dianggotai ketua agama-agama
utama di singapura. Mufti Negara kerap kali menghadiri perbincangan mengenai
persoalan agama yang diadakan oleh IRO. Setiap tahun sebagai tanda muhibah,
ketu agama-agama utama ini dijemput untuk merayakan hari Keputeraan Nabi
Muhammad saw. Yang dibuka Presiden Singapura.
Untuk
kegiatan dakwah, bukan saja buku-buku kecil bagi orang Isalam diterbitkan malah
juga risalah-risalah untuk orang bukan Islam. Risalah-risalah ini boleh
didpatkan di pejabat MUIS, dan diedarkan juga ke masjid-masjid, dan atas
permintaan, dikirimkan kepada organisasi Islam.
Para
pemimpin dan anggota kumpulan mereka melawat pejabat MUIS untuk mendapatkan
ajaran tambahan tentang Islam dalam usaha memahami jiran dan rekan-rekan mereka
yang bereagam Islam dengan lebih baik.
Apabila
disebuah masyarakat maju, isu dan persoalan baru yang tidak pernah diteliti
dalam konteks agama seseorang akan muncul. Orang Islam Singapura tidak
terkecuali daripada gambaran ini. Untuk membimbing mereka, MUIS mendirikan
Jawatankuasa Fatwa yang di beri kuasa mengeluarkan fatwa jawatankuasa ini
dilakukan oleh Mufti Negara. Orang Islam Singapura mematuhi sebahagiaan fatwa
yang dikeluarkan oleh jawatankuasa ini.
Fatwa ynag dikeluarkan
meliputi bidang yang luas. Ada persoalan yang dikemukakan kepada Jawatankuasa
ini oleh orang Islam sendiri, dan ada yang dibincangkan atas daya usaha
Jawatankuasa tersebut.pelajar-pelajar ini menghadiri salah satu daripada enam
buah madrasah sepenuh masa.
Madrasah Al-Maarif
Al-Islamiah, Madrasah Wak Tanjong Al-Islamiah dan Madrasah Al-Arabiah Al-Islamiah.
Terdapat juga madrasah-madrasah lain yang dikendalikan secara separuh masa oleh
masjid-masjid dan organisasi Islam di seluruh Singapura.
MUIS
juga menyelaraskan kurikulum dan periksaan mereka. Agar lulusan madrasah dapat
bersaing dengan lulusan sekolah pemerintah tekanan diberikan ketiga mata
pelajaran utama bahasa Inggeris, Matematika dan Sains.
Pelajaran
yang ditawarkann oleh madrasah sepenuh masa ini meliputi peringkat yang paling
rendah hinggalah ke pra-universitas. Kini dapat perancangan untuk memastikan
pelajaran yang diterima di madrasah itu
disusun supaya hampir sama yang diajarkan di sekolah-sekolah pemerintah yang
lama.
Dalam
memenuhi permintaan, MUIS mendirikan Jabatan Pengesahan Halal pada 1992.
Jabatan ini membantu menentukan kedai-kedai yang mengatakan makanan yang
dijualnya halal benar-benar berbuat demikian. Ia mengeluarkan sijil-sijil
pengesahan halal kepada pengimport dan hasil keluaran daging, ayam itik dan
lain-lain. Pemeriksaan-pemeriksaan rapi kerap dilakukan untuk memastikan barang-barang
ini benar-benar halal.
Risalah-risalah
juga dikeluarkan untuk memaklumkan masyarakat Islan dan bukan Islam tentang
pilihan yamh berkaitan dengan halal-haram yang dihadapi oleh orang Islam dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Pertalian
antarbangsa membantu MUIS berhubungan dengan dunia Islam. MUIS menjadi ahli
Rabitah Al-Alami Al-Islami, Majelis Masjid-masjid Dunia di Makkah. Ia juga
bergabung dalam Majelis Dakwah Islamiah bagi Kawasan Asia Tenggara dan Pasifik
(RISEAP).
Berusia
12 tahun , RISEAP memupuk kerjasama dan hubungan erata di antara
organisasi-organisasi Islam di daerah ini. Kegiatannya termasuk berdakawah bagi
mengembangkan Islam, dan proyek pendidikan serata kebijakan bagi orang Islam.
Bentuk kerjasama yang lain di aantara MUIS dengan jabatan-jabatan agama di
negara Jiran termasuklah lawatan dan pertukaran fikiran mengenai ketentuan
Islam.
Jembatan
yang dibina MUIS selama ini telah membantu menyebarkan aturan kepada orang
ramai bahwa orang Islam di Singapura, sebagai satu golongan minoritas, sebagai
gigih berusaha ke arah kecermelangan.
Selain
MUIS, ada pula lembaga yang khusus bergerak dalam bidang pendidikan yaitu
Majelis Pendidikan Anak-anak Muslim (MENDAKI). Dan adapula lembaga DANAMIS
yaitu Dana Perwalian Muslim yang bergerak dalam bidang pendanaan sosial ekonomi
umat, semacam koperasi dan lembaga keuangan non-pemerintah. Lembaga berikutnya
adalah Himpunan Dakwah Islam Singapura (JAMIYAH) dan Association of Muslim
Profesionals (AMP) yang didirikan pada bulan Oktober 1991, lembaga ini
berkeinginan untuk mewujudkan masyarakat muslim Singapura yang siap bersaing
secara terhormat untuk memasuki masa depan yang lebih baik.
Seorang muadzin (
seseorang yang mengumandangkan adzan) hanya boleh mengumandangkan adzan di
masjid tetapi suara adzan tidak boleh keluar dan terdengar di lauar masjid yang
ada di Singapura. Fatwa suara adzan tidak boleh terdengar sampai keluar masjid
dikeluarkan oleh Majelis Ugama Islam Singapura (MIUS). MIUS merupakan lembaga
otoritas muslim di Negara Singapura layaknya MUI.
Harusnya
pemerintah negara Singapura sebagai negara yang terdiri dari berbagai
etnis yaitu etnis melayu, china, arab dan Eurasia harus paham mengenai konsep
pluralism dan kebebasan menjalankan aktivitas keagamaan. Di
Singapura ada sekitar 15 persen penduduk yang menganut agama Islam.
Selain melarang mengumandangkan adzan di luar masjid, di Singapura juga
larangan aktivitas dakwah di lingkup mahasiswa.
Apabila
ada mahasiswa yang ingin berdakwah (ceramah keagamaan Islam) maka tak segan
dengan tegas pemerintah Singapura mendeportasi mahasiswa tersebut. Sebuah ironi
bagi kita semua, di tengah gemerlap dan kemegahan Negara Singapura dan
jejak-jejak kolonialisme Sir Thomas StaffordRaffles ternyata dalam
menjalankan aktivitas keagamaan khususnya bagi saudara-saudara kita umat muslim
kurang mendapatkan perhatian dan porsi tersendiri.
Singapuramemilikihukumdanpenalti yang meliputi hukumankorporalyudisial dalambentuk pencambukan untukpelanggaransepertipemerkosaan,
kekerasan, kerusuhan, penggunaanobat-obatanterlarang, vandalismeproperti,
dansejumlahpelanggaranimigrasi.
Singapurajugamemiliki hukumanmati wajibuntuk pembunuhantingkatpertama, penyelundupanobat-obatanterlarang,
danpelanggaransenjataapi. Amnesty
International mengatakanbahwa
“serangkaianklausadalamUndang-UndangPenyalahgunaanObat-ObatanTerlarangdanUndang-UndangPelanggaranSenjataApiberisidugaanbersalah
yang bertentangandenganhakdianggaptidakbersalahhinggaterbuktibersalahdanmengikishakpengadilan
yang adil”, danmemperkirakanbahwaSingapuramemiliki
“kemungkinantingkateksekusitertinggi di
duniabiladibandingkandenganjumlahpenduduknya”.
PemerintahmenyatakanbahwaSingapuramemiliki hakberdaulat untukmenentukan sistemyudisialnya danmemaksakansesuatu yang
dianggapsebagaihukuman yang
pantas. Pemerintahmemilikisengketadalambeberapapoinlaporan
Amnesty.Merekaberkatabahwadalam lima tahunsampai 2004, 101 wargaSingapuradan 37
wargaasingtelahdieksekusi, semuanyakecuali 28 orang
disebabkanolehpelanggaranobat-obatanterlarang. Amnesty menyebutkan 408
eksekusiantara 1991 dan 2003 daripemerintahdansumber lain
darijumlahpenduduksebanyakempatjutajiwa.
Pada mulanya negara Singapura
disebut wilayah Tumasik menurut naskah Pararaton dari kerajaan Majapahit,
sedangkan dalam naskah Negarakertagama disebut Temasek yang merupakan kota yang
masuk dalam jajahan kerajaan Majapahit di Jawa dan termasuk salah satu dari
sepuluh daerah yang indah yang berada dibawah kekuasaan kerajaan Majapahit.
Sejak
akhir abad ke- 14 sampai pada tahun 1511 M, Singapura menjadi wilayah bagian
dari kerajaan Malaka, sedangkan pada abad ke- 18 Singapura berada dibawah
kekuasaan kesultanan Johor, dengan seorang tumenggung sebagai kepala
pemerintahannya. Dan pada abad ke- 19, Singapura sudah menjadi pelabuhan
transit yang sangat penting karena jalurnya yang sangat strategis. Oleh karena
itu, pada tahun 1818 M gubernur jendral Inggris di India memerintahkan kepada
Sir Thomas Stamford Raffles untuk bisa merebut dan menguasai Singapura,
kemudian pada tahun 1824 sultan Johor dan Tumenggung Abdul Rahman menyerahkan
wilayah Singapura kepada Inggris dengan mendapatkan imbalan ganti rugi.
Wajah
Islam di Singapura tidak jauh berbeda dari wajah muslim di negeri jirannya
Malaysia. Banyak kesamaan, baik dalam praktek ibadah maupun dalam kultur
kehidupan sehari-hari, diperkirakan hal ini dipengaruhi oleh sisa warisan
Malaysia. Akan tetapi, sampai sekarang belum dapat diketahui dengan pasti kapan
masuknya Islam ke Singapura tapi berdasarkan perkiraan sezaman dengan masa-masa
aktifnya para pedagang muslim berada di Malaka sekitar abad ke- 8.
Setelah
Singapura memisahkan diri dengan Malaysia, masyarakat muslim di Singapura
menjadi minoritas. Dalam bidang politik, masyarakat Melayu menyadari posisinya
yang minoritas, sehingga mereka mengambil garis moderat, loyal, dan
partisipatif. Namun kecurigaan dan memandang rendah pada etnis Melayu atau
masyarakat muslim Melayu kadang-kadang juga muncul. Menyadari ketertinggalannya
tersebut, pemerintah dan tokoh-tokoh Islam mengadakan berbagai upaya
peningkatan dalam berbagai aspek.
BAB 3
PENUTUP
Wajah Islam di Singapura tidak jauh berbeda dari wajah
muslim di negeri jirannya Malaysia. Banyak kesamaan, baik dalam praktek ibadah
maupun dalam kultur kehidupan sehari-hari, diperkirakan hal ini dipengaruhi
oleh sisa warisan Malaysia. Akan tetapi, sampai sekarang belum dapat diketahui
dengan pasti kapan masuknya Islam ke Singapura tapi berdasarkan perkiraan
sezaman dengan masa-masa aktifnya para pedagang muslim berada di Malaka sekitar
abad ke- 8.
Setelah Singapura memisahkan diri dengan Malaysia,
masyarakat muslim di Singapura menjadi minoritas. Dalam bidang politik,
masyarakat Melayu menyadari posisinya yang minoritas, sehingga mereka mengambil
garis moderat, loyal, dan partisipatif. Namun kecurigaan dan memandang rendah
pada etnis Melayu atau masyarakat muslim Melayu kadang-kadang juga muncul.
Menyadari ketertinggalannya tersebut, pemerintah dan tokoh-tokoh Islam
mengadakan berbagai upaya peningkatan dalam berbagai aspek.
DAFTAR PUSTAKA
Helmiati.2008.Dinamika Islam Asia Tenggara.Suska
Press:Suska Press
http://www.segenggam-harapan.com/2012/07/sejarah-dan-perkembangan-islam-di.html
Suhaimi.2006.Cahaya Islam Di Ufuk Asia Tenggara.Suska
Press:Suska Press
jadi respon dari pemerintah terhadap islam itu apaaa? disini gak jelas! hadehh ampunn, ba'a caro awak resume ko?
BalasHapus